Jumat, 18 Desember 2015

Urgensi Bahasa dan Linguistik

Seperti yang telah kita ketahui, banyak para pakar dari bahasa mempelajari mengenai bahasa dan menemukan hakikat bahasa. “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri”. Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber (1964:21), Wardhaugh (1977:3), Trager (1949:18), de Saussure (1966:16), dan Bolinger (1975:15).[1] Bahasa tidak mungkin lepas dari manusia, karena bahasa lah yang membuat terjadinya dialog antar manusia.


Bahasa memiliki banyak sifat dan ciri, yaitu:

  • Bahasa adalah suatu sistem
  • Bahasa berwujud lambang
  • Bahasa itu berupa bunyi
  • Bahasa bersifat arbitrer
  • Bahasa itu bersifat bermakna
  • Bahasa bersifat unik
  • Bahasa bersifat produktif
  • Bahasa bersifat universal
  • Bahasa sebagai alat interaksi sosial dan sebagai identitas si penutur 
Definisi yang banyak dipakai oleh banyak orang adalah: “Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama”.[2] Adapun Soendjono (2003:14) yang memberikan ciri mengenai bahasa, yaitu:

  • Bahasa manusia memiliki ketergantungan struktur (structure-dependence)
  • Bahasa dan pemakai bahasa itu kreatif
  • Bahasa manusia dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu peristiwa
  • Bahasa memiliki struktur ganda yang disebut struktur batin (deep structure) dan struktur lahir (surface structure)
  • Bahasa diperoleh secara turun-temurun
  • Bahasa itu arbitrer
  • Bahasa memiliki pola dualitas, karna bisa bermakna bila digabungkan
  • Bahasa itu semantisitas Selanjutnya bahasa itu akan dipelajari dalam ilmu yang disebut linguistik.
Linguistik sendiri memiliki aliran-aliran yang berbeda. Aliran linguistik yang pertama yaitu Linguistik Tradisional yang dipelopori oleh kaum Sophis, Plat, dan kawan-kawannya, yang telah menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Kemudian yang kedua yaitu Linguistik Strukturalis yang dipelopori oleh Ferdinand De Saussure, yang telah berusaha mendeskripsikan suatu bahasa atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Aliran yang ketiga yaitu Linguistik Transformasional yang dipelopori oleh Noam Chomsky, yang sudah menganggap bahwa bahasa itu terdiri dari struktur batin (deep structure) dan struktur lahir (surface structure). Adapun tataran dalam linguistik mengenai bahasa, yaitu Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik.






[1]Abdul Chaer, Linguistik Umum. (Jakarta: Rineka Cipta), 2007. Hlm. 32


[2]Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), 2003, hlm 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar